Amanah & Kejujuran merupakan dua kata dengan satu makna yaitu
dipercayanya sesorang baik perkataan maupun perbuatan.
Sedemikian pentingnya Nilai Kejujuran sehingga ALLAHswt memberikan contoh
pendidikan hidup melalui Nabi Muhammad saw.
Sejak kecil Rasulullah Muhammad saw telah dipelihara oleh ALLLAHswt untuk
menjaga amanah&kejujuran sehingga beliau disebut AL-AMIEN orang yang terpercaya.
Lawan dari kejujuran adalah kedustaan, ALLAHswt memperingatkan didalam
Al-Quran (33;70) untuk berkata benar, dan jauhilah dusta Al-Quran (22;30).
Bentuk lain dari dusta adalah tidak sesuainya antara perkataan dan
perbuatan, ini dijelaskan dalam Al-Quran (61;2,3).
Betapa banyak cerita tentang dampak negatif dari kedustaan.
Diantaranya diceritakan seorang anak penggembala kambing, ditengah menggembalakan
kambingnya dia berteriak-teriak “harimau...harimau”, sehingga pendudukpun
keluar untuk menolong, ternyata sipengembala hanya tertawa-tawa melihat
kejadian tersebut, ia hanya berpura-pura, harimau sesungguhnya tidak ada.
Ketika terjadi hal yang sesungguhnya penduduk tidak percaya lagi dan
sipenggembala menerima akibat yang sangat merugikannya.
Ternyata dilingkungan masyarakat dan bangsa kita “Amanah & Kejujuran” bukan hanya menjadi hal yang tidak utama, tetapi merupakan
hal yang tidak mendapat perhatian dan diabaikan. Perasaan bersalah apabila
berdusta sangat tipis dengan mudahnya berkata dusta, dan dianggap hal yang
biasa-biasa saja, malah dianggap sebagai suatu keahlian.
Kehidupan masyarakat dan bangsa kita penuh dengan “Kebohongan, Kedustaan dan Kepalsuan”, pokoknya cari keuntungan dan
keselamatan diri sendiri.
Korupsi, memutarbalikan fakta, pelanggaran aturan, penegakan hukum yang
sangat diragukan, semuanya ditentukan oleh uang, kekuasaan dan kepentingan
pribadi.
Ini terjadi disemua lapisan masyarakat, baik itu lingkungan beragama,
berpendidikan, para pejabat, rakyat jelata, pemimpin-pemimpin bangsa, kaya
ataupun miskin, para intelektual, para penegak hukum.
Dari tukang minta-minta yang menggunakan bayi sewaan untuk menggugah belas
kasih sampai dengan penipuan-penipuan per-bankan yang halus dan kasar, agar
anak mendapat rangking disekolah sampai
pada jual beli jabatan halus ataupun kasar dan terselubung, termasuk juga bargaining
posisition untuk memuluskan kekuasaan.
Menipisnya amanah & kejujuran, menipisnya pula rasa malu.
Tidak malu lagi korupsi, menipu, dan KKN, pokoknya duit ataupun jabatan.
Tidak malu lagi memamerkan duit korupsi, baik itu anak, cucu, cicit,
kakek-nenek buyut, malah bangga atas hasil ketidak amanahan dan ketidak
kejujuran tersebut.
Demikian juga lingkungan yang menerima limpahan hasil korupsi, senang,
bangga dan memuji-muji para koruptor,penipu, pembohong yang baik hati itu.
Sungguh, seakan tidak ada lagi ruang untuk amanah
& kejujuran.
Penekanan pendidikan dari tingkat pra sekolah sampai tingkat universitas
tidak lagi menekankan sangat pentingnya pentingnya amanah & kejujuran.
Amanah & Kejujuran tidak lagi merupakan hal yang sangat utama tetapi
menjadi hal sangat langka yang seakan merupakan suatu kebodohan.
Hal inilah yang terjadi pada bangsa ini, semula berjalan dengan perlahan,
tanpa disadari berkembang dengan cepat, akhirnya menjadi darah dan daging , dan
tanpa disadari bayi-bayi yang dikandung ibunyapun telah diajarkan ketidak Amanahan
dan ketidak Jujuran.
Hampir dapat dipastikan apabila masyarakat bangsa ini tidak mampu berubah
sikap, akan hanya tinggal sejarah, dan contoh sejarah yang buruk bagi
bangsa-bangas lain.
Mahal sungguh nilai amanah & kejujuran,
mudah-mudahan pendidikan kejujuran dapat menjadi prioritas utama bangsa ini.
Pengecualian tidak usah diperdebatkan karena umumnya pengecualian merupakan
usaha untuk membenarkan diri sendiri.
*Ir. Abdul Hafiz Lintang
No comments:
Post a Comment