Friday, April 27, 2012

Bukan semata-mata karena nilai UN

Menurut saya standar Nilai yang ditentukan Oleh Depdiknas belum saatnya di terapkan di Indonesai hal ini disebabkan oleh beberapa faktor a.l :
1. Sarana & Prasarana Pendidikan
- Sarana & Prasarana yang tidak sama antara sekolah satu dengan yang lainnya sangat menentukan dalam    siswa menyerap pelajaran yang diberikan sang guru

2. Status Sosial Keluarga
- Salah satu yang membuat anak lebih bisa menyerap pelajaran adalah kandungan gizi yang dimakan oleh anak, anak seorang pejabat pasti makananya lebih bergizi dari seorang anak dari keluarga biasa-biasa saya.
- Seorang anak yang kehidupan keluarganya serba pas-pas-an mempunyai beban pikiran sendiri terhadap dirinya dan keluarganya, sedang anak dari orang yang mampu lebih mendapat fasilitas apa saja yang dia butuhkan tanpa harus berfikir bagaimana nanti

3. Tidak ada Jaminan setelah Lulus sekolah
- Sekarang ini banyak orang tua yang berfikir untuk apa sekolah kalu akhirnya menganggur ?", seharusnya besarnya lulusan sekolah diikuti dengan besarnya kesempatan kerja

di Indonesia sepertinya seorang anak diarahkan untuk menjadi seorang Superman yang menguasai segala macam bidang, Padahal visi yang dirumuskan UNESCO Pendidikan adalah mendidik anak untuk belajar berfikir, belajar menjadi hidup, belajar menjadi diri sendiri dan belajar untuk hidup.

Pada banyak hal "EQ" (emotion equotien) lebih menentukan keberhasilan seseorang dalam kehidupan dibandingkan tingginya "IQ"

Jadi kesuksesan sesorang tidak hanya ditentukan oleh standar nilai kelulusan

Upaya Mengurangi Ketergantungan terhadap BBM




ENERGI ALTERNATIF


o Mempercepat pemanfaatan geothermal (panas bumi) untuk menjadi listrik. Potensi 27 ribu MW baru terpasang seribu MW.
o Pemrosesan batubara muda (3000 – 4000 kalori) menjadi gas methane.
o Pemanfaatan bricket untuk mengganti minyak tanah. Cara yang lalu gagal karena tidak terpadu dan tidak dikelola secara profesional.
o Arus bawah laut di Pantai Selatan Jawa dan Sumatera dapat menghasilkan listrik + 15 MW per platform
o Meningkatkan efisiensi BBM dengan menggunakan peralatan tambahan dan additives tertentu.
o Meningkatkan pelaksanaan biofuel
o Memanfaatkan energi tenaga surya
- dipemukiman yang jauh dari kota
- daerah transmigrasi
- pabrik-pabrik kecil
- penerangan umum/jalan-jalan, sekolah, rumah ibadah, dll


SEKTOR GAS
Upaya yang harus dilakukan
1. Menggiatkan Ekplorasi dan Eksploitasi lapangan-lapanganyang mengandung gas baik didarat maupun dilaut.
2 Produksi gas diutamakan pemanfaatannya didalam negeri terutama untuk pembangkit listrik, kebutuhan pabrik dan transportasi.
3. Menggugurkan kontrak LNG yang sudah disepakati dengan China dilapangan gas tangguh (Irian Jaya) karena merugikan negara.
4. memaksimalkan adanya pipa gas antara lapangan gas kedaerah kawasan industri.
5. Memperbanyak terminal fasiliti didaerah untuk kenlancaran distribusi LNG, LPG
6. Menggalakan penghasilan gas methane dari hasil pemerosesan batubara
7. Intensifikasi pengelolaan lapangan gas Natuna


SEKTOR MINYAK
Upaya yang harus dilakukan
1. Meningkatkan produksi existing dengan menerapkan teknologi tepat guna, serta melakukan bench mark ditempat yang lebih berhasil.
2. Memperbesar cadangan melalui kegiatan explorasi, termasuk di laut dalam.
3. Memperbaiki dan memisahkan antara sistim distribusi minyak dengan sektor hulu.
4. Merevisi kembali UU Migas No 22 tahun 2001 serta mengembalikan fungsi Pertamina untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab    sesuai Pasal 33 UUD 45.
5. Mereaktivasikan kembali sumur-sumur tua.
6. Menambah jumlah refinery serta memodernisasi refinery yang lama sehingga dapat menjadi produsen “Finish Product” yang dominan di Asia Tenggara.
7. Merubah sistim perjanjian dengan KPS dari Profit Sharing.


Doc. Ir.Robin Lubron (my boss)